Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Sekolah Kesetaraan: Kejar Paket atau Dikejar Waktu Sampai Tua?

Pendidikan adalah hak setiap individu, termasuk mereka yang ingin melanjutkan sekolah melalui program Kejar Paket A, B, dan C. Namun, bagi peserta didik dewasa, salah satu kendala terbesar yang mereka hadapi adalah durasi pembelajaran yang terlalu lama. Waktu tempuh yang hampir sama dengan pendidikan formal menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang sudah bekerja atau memiliki tanggung jawab keluarga.

Masalah: Waktu yang Tidak Fleksibel bagi Peserta Didik Dewasa

Program Kejar Paket dirancang agar siapa pun dapat memperoleh pendidikan setara dengan jenjang sekolah formal. Namun, dalam praktiknya, sistem ini kurang mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dewasa. Beberapa kendala utama meliputi:

  • Durasi yang Panjang: Peserta didik harus menempuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA). Ini menjadi masalah bagi mereka yang ingin segera memperoleh ijazah untuk kebutuhan pekerjaan atau kehidupan pribadi.
  • Keterbatasan Waktu: Mayoritas peserta didik dewasa memiliki kesibukan lain, seperti bekerja atau mengurus keluarga, sehingga sulit bagi mereka untuk menjalani pendidikan dengan sistem yang kaku.
  • Kehilangan Motivasi: Karena sistem pembelajaran yang terlalu lama, banyak peserta didik dewasa kehilangan semangat dan akhirnya memilih berhenti sebelum menyelesaikan program.
  • Ketiadaan Jalur Percepatan: Tidak adanya opsi percepatan pembelajaran membuat peserta didik dewasa harus tetap mengikuti kurikulum reguler, meskipun mereka memiliki pengalaman dan pemahaman yang cukup untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat.

Solusi Konkret untuk Mengatasi Masalah

Agar pendidikan kesetaraan menjadi lebih inklusif dan relevan bagi peserta didik dewasa, diperlukan beberapa langkah konkret untuk memperbaiki sistem yang ada. Berikut adalah solusi yang dapat diterapkan:

  • Implementasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL): RPL memungkinkan peserta didik dewasa mendapatkan pengakuan atas pengalaman kerja atau keterampilan yang telah mereka miliki, sehingga mereka dapat menyelesaikan program dalam waktu lebih singkat.
  • Program Percepatan: Keberadaan program yang memungkinkan peserta didik menyelesaikan beberapa mata pelajaran dalam waktu lebih cepat harus diperluas. Dengan sistem ini, mereka yang mampu dapat lulus lebih awal tanpa harus menunggu waktu standar.
  • Pendidikan Modular: Alih-alih menjalani kurikulum penuh selama bertahun-tahun, peserta didik dapat mengikuti sistem modular di mana mereka bisa menyelesaikan beberapa bagian kurikulum secara bertahap dan lebih fleksibel.
  • Ujian Fleksibel: Memberikan opsi ujian berbasis kompetensi yang bisa diambil kapan saja jika peserta didik sudah merasa siap, sehingga mereka tidak harus menunggu periode tertentu untuk lulus.
  • Pemanfaatan Teknologi: Pembelajaran daring atau metode hybrid dapat diterapkan agar peserta didik dewasa bisa belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus datang ke kelas setiap hari.
  • Kebijakan Khusus bagi Peserta Didik Dewasa: Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menetapkan kebijakan khusus yang mempertimbangkan kondisi peserta didik dewasa, sehingga mereka tidak diperlakukan sama dengan siswa yang masih dalam usia sekolah.

Kesimpulan

Pendidikan kesetaraan seharusnya menjadi solusi yang memudahkan, bukan malah menambah beban bagi peserta didik dewasa. Dengan adanya reformasi dalam sistem Kejar Paket, termasuk program percepatan, pengakuan pembelajaran lampau, dan fleksibilitas waktu, diharapkan lebih banyak individu yang dapat menyelesaikan pendidikan mereka tanpa hambatan waktu yang terlalu lama. Perubahan ini sangat penting agar pendidikan menjadi lebih inklusif dan memberikan manfaat maksimal bagi semua lapisan masyarakat.

Baca juga:

Tinggalkan Balasan